Cari Blog Ini

Selasa, 01 November 2011

KEBERSAMAAN DALAM PERBEDAAN DI IDUL ADHA 1432 H


KEBERSAMAAN DALAM PERBEDAAN DI IDUL ADHA 1432 H
By. Tgk. Ismail, S.Hi
(Anggota Dewan Pakar Tim Hisab & Rukyah Kab. A.Utara dan Pembina Lembaga Kajian Ilmu Falak STAIN Mailikussaleh Lhokseumawe)

       Di Indonesia hisab awal bulan qamariyah menjadi sangat signifikan dibandingkan dengan hisab falak yang lain. Hisab penentuan waktu shalat, arah qiblat dan gerhana hampir tidak pernah dipermasalahkan. Namun hisab untuk penentuan awal bulan khususnya yang berkaitan dengan penentuan awal Ramadhan, 1 Syawal dan 10 Dzulhijjah yang berkaitan dengan pelaksanaan Wukuf di Arafah dan Idul Adha sering menimbulkan masalah.
  
     Di Indonesia perbedaan dalam berhari raya tidak terasing lagi dikarenakan hampir tiap tahun selalu timbul perbedaan seperti pada tahun 1992 (1412 H), ada yang berhari raya Jum'at (3 April) mengikuti Arab Saudi, ada yang Sabtu (4 April) sesuai hasil rukyah NU, dan ada pula yang Minggu (5 April) mendasarkan pada Imkanur Rukyat. Penetapan awal dan akhir Ramadhan juga pernah mengalami perbedaan pendapat pada tahun 1993 dan 1994. Demikian juga pada tahun 2006, 2007 dan sampai di tahun 2011 (1 Syawal 1432 H).
       Sebagian umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung. Sebagian yang lain berpendapat bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melakukan hisab (perhitungan matematis /astronomis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Keduanya mengklaim memiliki dasar yang kuat. Dalam hal ini pemerintah telah berupaya semaksimal mungkin untuk mempersatukan perbedaan persebsi ini dangan mengadakan pertemuan baik di tingkat nasional maupun Internasional tetapi kenyataanya belum juga membuahkan hasil, sekarang pemerintah hanya mengkampanyekan bahwa perbedaan tersebut hendaknya tidak dijadikan persoalan, tergantung pada keyakinan dan kemantapan masing-masing, serta mengedepankan toleransi terhadap suatu perbedaan.
       Namun yang jadi ironisnya lagi perbedaan itu sering terjadi pada penentuan 1 Ramadhan dan 1 Syawal jarang terjadi perbedaan pada 1 Zulhijjah yang menyebabkan sering masyarakat timbul multi penafsiran terhadap pemerintah dan ormas Islam yang membidangi dalam masalah Hisab dan Rukyah, kesannya permasalahan sering terjadi pada 1 Ramadhan dan 1 Syawal dikarenakan berpuasa (lapar) sedangkan 1 Zulhijjah jarang terjadi permasalahan-permasalahan tersebut. Contoh yang paling dekat tahun 2011 ini (1432 H) perbedaan terjadi pada 1 Syawal sedangkan 1 Zulhijjah untuk berhari raya Idul Adha Insya Allah semua memperingati secara serentak pada 6 November 2011. Apakah ini sudah bersatu atau cuma sebatas kebutulan atau tidak ada yang menghiraukannya.
       Untuk menjawab multi penafsiran tersebut yang berkembang dikalangan masyarakat, kita perlu bertanya kenapa perbedaan bisa terjadi…? Sejauh yang penulis pahami salah satu penyebab terjadinya perbedaan tersebut adalah berbeda dalam menetapkan kriteria untuk penentuan awal bulan Qamariyah. Berikut adalah beberapa kriteria yang digunakan sebagai dasar penetapan awal bulan Qamariyah di Indonesia menurut berbagai versi. Sejauh yang penulis ketahui setidaknya ada 4 kriteria yang menjadi dasar penyusunan Kalender Qamariyah / Hijriyah di Indonesia khususnya untuk penentuan awal Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah, kriteria tersebut masing-masing :
1.      Kriteria Rukyatul Hilal
      Berdasarkan kriteria tersebut Nahdhatul Ulama (NU) sebagai ormas Islam berhaluan ahlussunnah wal jamaah berketetapan mencontoh sunah Rasulullah dan para sahabatnya dan mengikut ijtihad para ulama empat mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi'i, dan Hambali) dalam hal penentuan awal bulan Qamariyah wajib menggunakan rukyatul hilal bil fi'li, yaitu dengan merukyat hilal secara langsung. Bila tertutup awan atau menurut Hisab hilal masih di bawah ufuk, mereka tetap merukyah untuk kemudian mengambil keputusan dengan menggenapkan (istikmal) bulan berjalan menjadi 30 hari. Sementara hisab juga tetap digunakan, namun hanya sebagai alat bantu dan bukan penentu awal bulan Qamariyah.
      2. Kriteria Wujudul Hilal
       Menurut Kriteria Wujudul Hilal yang sering disebut juga dengan konsep "ijtimak qoblal ghurub" yaitu terjadinya konjungsi (ijtimak) sebelum tenggelamnya matahari, menggunakan prinsip sederhana dalam penentuan awal bulan Hijriyah yang menyatakan bahwa :
Jika pada hari terjadinya konjungsi (ijtimak) telah memenuhi 2 (dua) kondisi, yaitu:
(1) Konjungsi (ijtimak) telah terjadi sebelum Matahari tenggelam,
(2) Bulan tenggelam setelah Matahari, Maka keesokan harinya dinyatakan sebagai awal bulan Hijriyah.
Berdasarkan konsep inilah Muhammadiyah dapat menyusun kalender Hijriyah termasuk penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha untuk tahun-tahun yang akan datang. Ini sesuai dengan konsep Muhammadiyah yang memegang prinsip mempertautkan antara dimensi ideal-wahyu dan peradaban manusia dalam kehidupan nyata termasuk dalam penentuan awal bulan Hijriyah.
      3. Imkanur Rukyat MABIMS
      Penanggalan Hijriyah Standard Empat Negara Asean, yang ditetapkan berdasarkan Musyawarah Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) merumuskan kriteria yang disebut “imkanur rukyah” dan dipakai secara resmi untuk penentuan awal bulan Hijriyah pada Kalender Resmi Pemerintah yang menyatakan :
“Hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah berikutnya apabila memenuhi salah satu syarat-syarat berikut: (1)· Ketika matahari terbenam, ketinggian bulan di atas horison tidak kurang daripada 2° dan jarak lengkung bulan-matahari (sudut elongasi) tidak kurang daripada 3°. Atau (2)· Ketika bulan terbenam, umur bulan tidak kurang daripada 8 jam selepas ijtimak/konjungsi berlaku.
       4. Rukyah Global ( Matla al Badar )
       Kriteria ini dipakai oleh sebagian muslim di Indonesia lewat organisasi-organisasi tertentu yang mengambil jalan pintas merujuk kepada negara Arab Saudi atau menggunakan pedoman terlihatnya hilal di negara lain dalam penentuan awal bulan Hijriyah termasuk penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.
      Setelah kita memahami terhadap kriteria yang ada di Indonesia, mari kita lihat data Hisab dan Rukyah pada tahun 2011 (1432 H) sebagai sampel kita ambil markaz opservasi Hilal resmi Aceh Utara komplek PT.ARUN LNG Lhokseumawe (97 2’ 22.81” BT - 5 12’ 35.86” LU, 55 m dpl)

1.      Ramadhan 1432 H
Ijtimak                         : 31 Juli 2011 jam 01:39:47 WIB
Matahari terbenam      : 18:49:15 WIB
Tinggi hilal                  : 5 24’ 39,1” di atas ufuk mar’iy
Jarak matahari-bulan   : 10 22’ 45,2
Umur bulan                 : 17 Jam 9 Menit Setelah ijtimak sampai matahari terbenam
Azimut bulan              : 281 07 31
Azimut matahari         : 288 27’ 10
Letak bulan                 : 7⁰ 19’ 59” sebelah kiri matahari
Bulan terbenam           : 19:15:10 WIB
1.      Syawal 1432 H
Ijtimak                         : 29 Agustus 2011 jam 10:04:03 WIB
Matahari terbenam      : 18:40:47 WIB
Tinggi hilal                  : 0 34’ 36.3” di atas ufuk mar’iy
Jarak matahari-bulan   : 07 01’ 39.2”
Umur bulan                 : 08 Jam 36 Menit Setelah ijtimak sampai matahari terbenam
Azimut bulan              : 272 50’ 43”
Azimut matahari         : 279 31’ 27”
Letak bulan                 : 6 40’ 44” sebelah kiri matahari
Bulan terbenam           : 18:44:00 WIB

2.      Zulhijjah 1432 H
Ijtimak                         : 27 Oktober 2011 jam 02:55:45 WIB
Matahari terbenam      : 18:14:58 WIB
Tinggi hilal                  : 5 04’ 40.8” di atas ufuk mar’iy
Jarak matahari-bulan   : 09 29’ 20.2”
Umur bulan                 : 15 Jam 19 Menit Setelah ijtimak sampai matahari terbenam
Azimut bulan              : 250 56’ 01”
Azimut matahari         : 257 17’ 21”
Letak bulan                 : 6 21’ 20” sebelah kiri matahari
Bulan terbenam           : 18:39:46 WIB

       Setelah kita lihat hasil data observasi hilal tahun 2011 M dan kita bandingkan dengan kriteria yang ada di Indonesia maka dapat disimpulkan;
a.       1 Ramadhan 1432 H sepakat tgl 1 Agustus 2011 M karena semua kriteria terpenuhi.
b.      1 Syawal 1432 H tgl 30 Agustus 2011M versi Wujudul Hilal dan Rukyah Global, tgl 31 Agustus 2011 M versi Imkanur Rukyah dan Rukyatul Hilal.
c.       1 Zulhijjah 1432 H sepakat tgl 28 Oktober 2011 M karena semua kriteria terpenuhi
        Jadi setela kita melihat kriteria yang ada di Indonesia dan hasil data observasi hilal 1 Zulhijjah 1432 H maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa 10 Zulhijjah 1432 H serentak dirayakan pada tanggal 6 November 2011 M itu Cuma kebutulan bukan atas dasar kebersamaan dalam persatuan tetapi kebersamaan dalam perbedaan.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar