Cari Blog Ini

Senin, 15 Juli 2019

IAIN Lhokseumawe Siapkan 5 Teleskop untuk pengamatan gernaha bulan parsial


Oleh: Tgk. Ismail, S.Sy., MA
Dosen Ilmu Falak pada Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe.
            Peristiwa gerhana bulan parsial yang akan terjadi Rabu dini hari 17 Juli 2019 merupakan satu-satu nya peristiwa gerhana bulan yang bisa disaksikan di daratan Aceh. Gerhana terjadi mulai pukul 03.02 sampai pukul 06.00 Wib dapat disaksikan diseluruh daratan Indonesia dengan durasi waktu sesuai dengan wilayah masing-masing. 
       Bagi umat Islam, peristiwa gerhana, selain mengandung nilai ilmu pengetahuan juga mengandung nilai ibadah. Sisi ilmu pengetahuan dapat dipelajari dari asumsi keteraturan orbit bumi dan bulan yang sudah mampu diaplikasikan dalam bentuk algoritma dengan keakuratan yang sangat tinggi, dengan dapat diketahui waktu gerhana diharapkan dapat menguatkan keimanan kepada sangpencipta gerhana. Sedangkan sisi ibadah, umat Islam diperintahkan untuk melaksanakan salat sunat gerhana secara berjamaah.
            Untuk mengakomodir kedua nilai tersebut, Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe mengadakan pengamatan bersama di Observatorium Malikussaleh Gedung Laboratorium Center Kampus IAIN Lhokseumawe dengan menggunakan 5 teleskop. Acara ini terbuka untuk umum dan bekerjasama dengan Kemenag Kota Lhokseumawe dan Kemenag Aceh Utara. Acara pengamatan direncanakan mulai pukul 03.00 sampai 06.00 Wib. Sedangkan acara salat gerhana dilaksanakan pada pukul 04.30 Wib di Masjid Kampus IAIN Lhokseumawe.

Rabu, 10 Juli 2019

17 Juli 2019 dini hari, gerhana bulan akan terlihat di Aceh.


Oleh: Tgk. Ismail, S.Sy., MA
Dosen Ilmu Falak pada Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah  IAIN Lhokseumawe.


Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama (full moon), namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
 Dalam kajian ilmu falak, gerhana bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana bulan total, dimana saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) bumi, sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop. Gerhana penumbra ini hanya dikenal dalam ilmu falak, belum sampai pada tahapan pengkajian fikih, sehingga sampai hari ini saat peristiwa gerhana bulan penumbra terjadi masih ada perbedaan pendapat terhadap hukum salat gerhana tersebut.