Tulisan ini
mencoba menjelaskan kenapa hari raya Idul Adha 1436 H di Indonesia terjadi
perbedaan, ada yang merayakan pada hari Rabu, ada juga yang merayakan pada hari
Kamis.
Saat ini desas-desus perbedaan hari
raya Idul Adha 1436 H kembali terjadi, sebahagian masyarakat Indonesia berhari
raya pada hari Rabu
tanggal 23 September 2015 ada juga yang merayakan pada hari
Kamis 24 September 2015. Peristiwa perbedaan dalam berhari raya Idul Adha 1436
H ini tentunya akan menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat awam dan lahirlah
pertanyaan-pertanyaan yang kadang kala membutuhkan jawaban serius dari semua
pihak yang memahami duduk persoalan perbedaan ini. Ada yang bertanya, Bulan kita
satu Bumi juga satu tapi kenapa penetapan tanggal bisa berbeda? Sekilas
pertanyaan ini memang lucu, tapi bisa berakibat saling mengklaim diri benar
dalam beribadah dan yang lain dianggap salah. Muda-mudahan tulisan ini dapat
memberi sumabagan moril bagi masyarakat untuk tetap mengedepankan tali
persaudaraan sesama muslim dalam berhari raya Idul Adha 1436 H.
Data hilal
tanggal 13 September 2015.
Untuk melihat penyebab perbedaan, harus
diketahui terlebih dahulu data hilal untuk awal bulan Zulhijjah 1436 H, karena
semua kalangan sepakat bahwa hanya hilal yang menjadi patokan awal bulan
Hijriyah. Ijtimak bulan Zulqaidah dengan Zulhijjah terjadi pada hari Minggu 13
September 2015 pukul 13.41.25 wib bertepatan pada tanggal 29 Zulqaidah dimana
pada hari itu seluruh tim Kementerian Agama RI melalukan rukyah hilal di setiap
titik resmi di seluruh Indonesia. Tinggi hilal di Indonesia saat Matahari
terbenam pada 13 September 2015 berkisar antara -0,63 derajat di bawah horizon
sampai dengan 0,45 derajat di atas horizon. Besar sudut elongasi saat Matahari
terbenam tanggal 13 September 2015 di Indonesia berkisar antara 1,13 derajat
sampai dengan 1,89 derajat. Dan umur Bulan di Indonesia pada tanggal 13
September 2015 berkisar antara 1,90 jam sampai dengan 4,97 jam.
Kriteria awal
bulan Hijriyah di Indonesia
Dalam mengawali dan mengakhiri bulan
Hijriyah khususnya bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah di Indonesia sering
terlihat perbedaan antara ketetapan pemerintah melalui sidang Istbat yang dilakukan
oleh Kementerian Agama dengan keputusan organisasi Muhammadiyah yang ditetapkan
melalui Majelis Tarjih dan Tajdid. Perbedaan ini terjadi karena dalam
menetapkan awal bulan Hijriyah, pemerintah dan Muhammadiyah memiliki kriteria
yang berbeda.
Muhammadiyah selama ini menggunakan
hisab hakiki wujudul hilal dalam menyusun kalender Hijriyah untuk keperluan
sosial maupun ibadah. Menurut kriteria wujudul hilal, awal bulan Hijriyah
dimulai apabila telah terjadi ijtimak dan ijtimak terjadi sebelum Matahari
terbenam dan pada saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan berada di atas
ufuk. Berdasarkan teori hisab hakiki wujudul hilal, hari raya Idul Adha 1436 H
jatuh hari Rabu tanggal 23 Desember 2015, karena kondisi Bulan di seluruh
Indonesia pada tanggal 13 September 2015 sudah
wujud di atas horizon dan hari Senin 14 September 2015 diyakini sebagai tanggal
1 Zulhijjah 1436 H.
Pemerintah selama ini menggunakan
hisab imkanur rukyah, kriteria ini digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia
melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia,
dan Singapura (MABIMS). Kriteria ini menyatakan bahwa hilal dianggap terlihat
dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah apabila memenuhi
syarat-syarat sebagai berikut. 1. Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan
minimal 2 derajat di atas horizon. 2. Jarak sudut elogasi minimal 3 derajat. 3.
Ketika bulan terbenam, umur Bulan minimal 8 jam setelah ijtimak. Kriteria ini
juga dikenal dengan sebutan “kriteria 2.3.8”. Kriteria inilah yang dijadikan
pedoman Pemerintah Republik Indonesia untuk menyusun kalender Hijriyah standar
Indonesia yang digunakan dalam penentuan hari libur nasional secara resmi.
Belakangan ini, khusus untuk penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan
Zulhijjah kriteria ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia, sedangkan
Singapura menggunakan hisab wujudul hilal dan Brunei Darussalam sudah
menggunakan rukyah hilal berdasarkan teori visibilitas hilal. Berdasarkan teori
hisab imkanur rukyah, hari raya Idul Adha 1436 H jatuh pada hari Kamis 24 September
2015, karena di seluruh Indonesia pada tanggal 13 September 2015 kondisi hilal
belum memenuhi syarat imkan rukyah, sehingga ke esokan harinya senin 14
September masih dianggab hari ke 30 Zulqaidah dan hari Selasa 15 September
jatuh 1 Zulhijjah 1436 H.
Penyebab Perbedaan
Sampai disini bisa disimpulkan bahwa
yang menyebabkan hari raya Idul Adha 1436 H tidak serentak di Indonesia hanya
karena kriteria dalam menetapkan awal bulan Hijriyah yang masih berbeda. Semua kalangan
sepakat bahwa hari raya Idul Adha jatuh pada 10 Zulhijjah tetapi untuk
menetapkan tanggal satu Zulhijjah yang masih berbeda, yang berhari raya hari
Rabu meyakini hari itu 10 Zulhijjah 1436 H, yang berhari raya hari Kamis juga
beranggapan hari itu 10 Zulhijjah. Sama-sama merayakan hari raya Idul Adha pada
10 Zulhijjah tetapi merayakan pada hari yang berbeda. Akhirul kalam “hanya
kriteria yang memisahkan kita”. Wallahu’alam bissawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar