Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada
satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama
(full moon), namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena
bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
Gerhana bulan ada tiga macam
jenisnya. Pertama, gerhana bulan total, gerhana ini terjadi disaat bulan
sepenuhnya memasuki dalam bidang bayang inti (umbra) bumi, sehingga bulan
terlihat saat puncak gerhana total berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua
gerhana sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan
hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi. Ketiga gerhana bulan penumbra,
dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang
inti bumi), tidak sampai kedalam bayang inti. Pada saat gerhana ini terjadi,
secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak seperti pada saat
purnama-purnama biasanya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra
harus menggunakan teleskop, karena perubahan cahaya bulan saat masuk dalam
bayang kerucut bumi hanya bisa dibedakan melalui pengamatan teleskop. Gerhana
penumbra ini hanya dikenal dalam ilmu falak, belum sampai pada tahapan
pengkajian fikih, sehingga sampai hari ini saat peristiwa gerhana bulan
penumbra terjadi masih ada perbedaan pendapat terhadap hukum salat gerhana.
Untuk tahun 2020, gerhana bulan penumbra akan terjadi pada tanggal
11 Januari 2020 mulai pukul 00:07:45 sampai pukul 04:12:19 Wib. Gerhana bulan
penumbra perdana di tahun ini bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dari
Sabang samapai Merauke. Untuk kepentingan edukasi dan penelitian, Jurusan
Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe akan melakukan pengamatan
gerhana bulan penumbra di Gedung Observatorium Malikussaleh Kampus IAIN
Lhokseumawe dengan menggunakan tiga teleskop. Pengamatan direncanakan mulai
pukul 00:00 (12 malam) Sabtu dini hari 11 Januari 2020 sampai pukul 04:12:19
Wib dan acara ini dibuka untuk umum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar