Cari Blog Ini

Jumat, 02 Oktober 2015

Hari Raya Idul Adha 1436 H (Hanya Kriteria yang Memisahkan Kita)



Tulisan ini mencoba menjelaskan kenapa hari raya Idul Adha 1436 H di Indonesia terjadi perbedaan, ada yang merayakan pada hari Rabu, ada juga yang merayakan pada hari Kamis.
            Saat ini desas-desus perbedaan hari raya Idul Adha 1436 H kembali terjadi, sebahagian masyarakat Indonesia berhari raya pada hari Rabu
tanggal 23 September 2015 ada juga yang merayakan pada hari Kamis 24 September 2015. Peristiwa perbedaan dalam berhari raya Idul Adha 1436 H ini tentunya akan menimbulkan kegelisahan di kalangan masyarakat awam dan lahirlah pertanyaan-pertanyaan yang kadang kala membutuhkan jawaban serius dari semua pihak yang memahami duduk persoalan perbedaan ini. Ada yang bertanya, Bulan kita satu Bumi juga satu tapi kenapa penetapan tanggal bisa berbeda? Sekilas pertanyaan ini memang lucu, tapi bisa berakibat saling mengklaim diri benar dalam beribadah dan yang lain dianggap salah. Muda-mudahan tulisan ini dapat memberi sumabagan moril bagi masyarakat untuk tetap mengedepankan tali persaudaraan sesama muslim dalam berhari raya Idul Adha 1436 H.
Data hilal tanggal 13 September 2015.
      Untuk melihat penyebab perbedaan, harus diketahui terlebih dahulu data hilal untuk awal bulan Zulhijjah 1436 H, karena semua kalangan sepakat bahwa hanya hilal yang menjadi patokan awal bulan Hijriyah. Ijtimak bulan Zulqaidah dengan Zulhijjah terjadi pada hari Minggu 13 September 2015 pukul 13.41.25 wib bertepatan pada tanggal 29 Zulqaidah dimana pada hari itu seluruh tim Kementerian Agama RI melalukan rukyah hilal di setiap titik resmi di seluruh Indonesia. Tinggi hilal di Indonesia saat Matahari terbenam pada 13 September 2015 berkisar antara -0,63 derajat di bawah horizon sampai dengan 0,45 derajat di atas horizon. Besar sudut elongasi saat Matahari terbenam tanggal 13 September 2015 di Indonesia berkisar antara 1,13 derajat sampai dengan 1,89 derajat. Dan umur Bulan di Indonesia pada tanggal 13 September 2015 berkisar antara 1,90 jam sampai dengan 4,97 jam.
Kriteria awal bulan Hijriyah di Indonesia
            Dalam mengawali dan mengakhiri bulan Hijriyah khususnya bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah di Indonesia sering terlihat perbedaan antara ketetapan pemerintah melalui sidang Istbat yang dilakukan oleh Kementerian Agama dengan keputusan organisasi Muhammadiyah yang ditetapkan melalui Majelis Tarjih dan Tajdid. Perbedaan ini terjadi karena dalam menetapkan awal bulan Hijriyah, pemerintah dan Muhammadiyah memiliki kriteria yang berbeda. 
            Muhammadiyah selama ini menggunakan hisab hakiki wujudul hilal dalam menyusun kalender Hijriyah untuk keperluan sosial maupun ibadah. Menurut kriteria wujudul hilal, awal bulan Hijriyah dimulai apabila telah terjadi ijtimak dan ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam dan pada saat Matahari terbenam, piringan atas Bulan berada di atas ufuk. Berdasarkan teori hisab hakiki wujudul hilal, hari raya Idul Adha 1436 H jatuh hari Rabu tanggal 23 Desember 2015, karena kondisi Bulan di seluruh Indonesia pada tanggal 13 September 2015 sudah wujud di atas horizon dan hari Senin 14 September 2015 diyakini sebagai tanggal 1 Zulhijjah 1436 H. 
            Pemerintah selama ini menggunakan hisab imkanur rukyah, kriteria ini digunakan oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui pertemuan Menteri-menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS). Kriteria ini menyatakan bahwa hilal dianggap terlihat dan keesokannya ditetapkan sebagai awal bulan Hijriyah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. 1. Ketika Matahari terbenam, ketinggian Bulan minimal 2 derajat di atas horizon. 2. Jarak sudut elogasi minimal 3 derajat. 3. Ketika bulan terbenam, umur Bulan minimal 8 jam setelah ijtimak. Kriteria ini juga dikenal dengan sebutan “kriteria 2.3.8”. Kriteria inilah yang dijadikan pedoman Pemerintah Republik Indonesia untuk menyusun kalender Hijriyah standar Indonesia yang digunakan dalam penentuan hari libur nasional secara resmi. Belakangan ini, khusus untuk penentuan awal bulan Ramadhan, Syawal dan Zulhijjah kriteria ini hanya dipakai oleh Indonesia dan Malaysia, sedangkan Singapura menggunakan hisab wujudul hilal dan Brunei Darussalam sudah menggunakan rukyah hilal berdasarkan teori visibilitas hilal. Berdasarkan teori hisab imkanur rukyah, hari raya Idul Adha 1436 H jatuh pada hari Kamis 24 September 2015, karena di seluruh Indonesia pada tanggal 13 September 2015 kondisi hilal belum memenuhi syarat imkan rukyah, sehingga ke esokan harinya senin 14 September masih dianggab hari ke 30 Zulqaidah dan hari Selasa 15 September jatuh 1 Zulhijjah 1436 H.
Penyebab Perbedaan
            Sampai disini bisa disimpulkan bahwa yang menyebabkan hari raya Idul Adha 1436 H tidak serentak di Indonesia hanya karena kriteria dalam menetapkan awal bulan Hijriyah yang masih berbeda. Semua kalangan sepakat bahwa hari raya Idul Adha jatuh pada 10 Zulhijjah tetapi untuk menetapkan tanggal satu Zulhijjah yang masih berbeda, yang berhari raya hari Rabu meyakini hari itu 10 Zulhijjah 1436 H, yang berhari raya hari Kamis juga beranggapan hari itu 10 Zulhijjah. Sama-sama merayakan hari raya Idul Adha pada 10 Zulhijjah tetapi merayakan pada hari yang berbeda. Akhirul kalam “hanya kriteria yang memisahkan kita”. Wallahu’alam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar