Oleh: Tgk.
Ismail, S.Sy., MA
Sekretaris
Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe.
Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada
satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama
(full moon), namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena
bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
Dalam kajian ilmu falak, gerhana
bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana bulan sebagian
(parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian
memasuki dalam bayang inti bumi (bayang umbra). Kedua gerhana bulan penumbra,
dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang
inti bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana
ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan
sinar seperti pada saat purnama-purnama biasanya. Untuk mengetahui proses
terjadinya gerhana penumbra ini harus menggunakan teleskop. Gerhana penumbra
ini hanya dikenal dalam ilmu falak, belum sampai pada tahapan pengkajian fikih,
sehingga sampai hari ini saat peristiwa gerhana bulan penumbra terjadi masih
ada perbedaan pendapat terhadap hukum salat gerhana tersebut.