Oleh: Tgk.
Ismail, S.Sy., MA
Sekretaris
Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe.
Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada
satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama
(full moon), namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena
bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
Dalam kajian ilmu falak, gerhana
bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana bulan sebagian
(parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya sebagian
memasuki dalam bayang inti bumi (bayang umbra). Kedua gerhana bulan penumbra,
dimana bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang
inti bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana
ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan
sinar seperti pada saat purnama-purnama biasanya. Untuk mengetahui proses
terjadinya gerhana penumbra ini harus menggunakan teleskop. Gerhana penumbra
ini hanya dikenal dalam ilmu falak, belum sampai pada tahapan pengkajian fikih,
sehingga sampai hari ini saat peristiwa gerhana bulan penumbra terjadi masih
ada perbedaan pendapat terhadap hukum salat gerhana tersebut.
Di Indonesia, gerhana bulan total ini insya Allah akan berlangsung
selama 3 jam 23 menit dan akan dapat dilihat dari Sabang sampai Merauke dengan
waktu keterlihatannya disesuaikan dengan waktu daerah masing-masing wilayah
waktu. Untuk wilayah Indonesia bagian barat, khususnya Aceh bila cuaca langit
cerah, gerhana bulan mulai terlihat bersaman dengan terbit nya bulan di ufuk
timur yang ditandai dengan piringan bawah bulan mulai bersentuhan dengan bayang
umbra bumi yang berbentuk hitam. Puncak gerhana terjadi pada pukul 19.51 sampai
21.07 Wib dimana piringan bulan sudah memasuki puncak tertinggi dalam bayangan
umbra bumi dan secara kasat mata bulan saat itu terlihat berwarna hitam
kemerah-merahan. Gerhana berakhir pada pukul 22.11 Wib yang ditandai dengan
hilangnya warna hitam pada permukaan bulan dan sinar bulan sudah terang seperti
saat purnama biasanya.
Kelangkaan peristiwa ini adalah saat gerhana bulan total terjadi
bersamaan dengan peristiwa Supermoon, dimana gerhana bulan total terjadi pada
saat posisi bulan terdekat dengan bumi. Bulan menempati posisi terdekat dengan
bumi pada tanggal 30 Januari 2018 pada pukul 16.54 Wib dengan jarak 358.996 Km,
sedangkan purnama terjadi pada tanggal 31 Januari 2018 pukul 20.27 Wib.
Mengingat selisih waktu posisi bulan terdekat dengan bumi dan saat purnama terjadi hanya berselang 1
hari 3 jam 33 menit, ini termasuk peristiwa langka dalam perhitungan ilmu
falak.
Untuk wilayah Aceh di tahun 2018, ini gerhana pertama yang dapat
disaksikan oleh masyarakat, oleh karena itu mari kita siapkan diri kita untuk
menyambut peristiwa alamiah sebagai ayat kauniah tanda kekuasaan Allah SWT
dengan mempersiapkan salat sunat gerhana secara berjamaah di Masji-masjid dan
Menasah-menasah atau Mushalla-mushalla, perbanyaklah istiqfar dan bersedekah
sebagai amalan yang telah dipraktikkah oleh nabi dan sahabat nya saat gerhana
terjadi. Sekilas info, gerhana Bulan Total Insya Allah akan terlihat kembali di Aceh
tanggal 28 Juli 2018.
Keterangan Gambar:
1. Gambar pertama bentuk gerhana bulan total
2. Gambar ke dua bentuk saat awal gerhana terjadi
3. Gambar ke tiga bentuk saat akhir gerhana terjadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar