Gerhana
adalah peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain,
seperti terhalang cahaya matahari oleh bulan yang menyebabkan gerhana matahari
dan terhalang cahaya matahari oleh bumi yang menyebabkan gerhana bulan. Perhitungan
untuk mengetahui kapan terjadinya gerhana matahari adalah menghitung kapan bumi
memasuki bayang kerucut bulan yang mengakibatkan terlihat gerhana matahari di
bumi.
Dalam ilmu falak, gerhana matahari dikenal ada empat jenis, pertama
gerhana matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi seluruh piringan
matahari ditutupi oleh piringan bulan sehingga matahari terlihat hitam dan
memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak
gerhana terjadi hanya sebahagian piringan matahari ditutupi oleh piringan
bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana
terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja
sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir saja yang berbentuk
mirip cincin karena pada posisi tengah matahari berwarna hitam. Keempat gerhana
hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di satu daerah terlihat gerhana
matahari total dan di daerah lain terlihat berbentuk gerhana cincin. Gerhana
jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana yang relatif jarang terjadi atau
langka.
Untuk jenis gerhana matahari tanggal 13 Juli 2018 adalah gerhana
matahari parsial, karena saat puncak gerhana terjadi, bayangan bulan hanya menutupi
sebahagian piringan matahari saja. Gerhana matahari parsial ini mulai terjadi
pada pukul 08:49 sampai pukul 11:14 Wib. Sayang nya, gerhana parsial ini hanya
terlihat di daratan Australia bahagian Selatan, tepatnya di Victoria, Melbourne
dan Tasmania, selebihnya di laut Antartika. Walau peristiwa ini terjadi saat
siang hari di Indonesia, namun bayang gerhana matahari sebahagian ini tidak memasuki
wilayah Indonesia, sehingga seluruh masyarakat Indonesia tidak bisa menyaksikan
gerhana ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar