Oleh: Tgk. Ismail, S.Sy., MA
Dosen Ilmu Falak pada Jurusan Astronomi Islam Fakultas Syariah IAIN Lhokseumawe.
Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada
satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama
(full moon), namun gerhana bulan tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena
bidang orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi.
Dalam kajian ilmu falak, gerhana
bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana bulan total, dimana
saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) bumi,
sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan.
Kedua gerhana bulan penumbra, dimana bulan hanya memasuki dalam
kerucut bayang luar bumi saja (bukan bayang inti bumi), tidak sampai kedalam
bayang inti (bayang umbra). Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata
bulan hanya terlihat redup tidak memancarkan sinar seperti pada saat
purnama-purnama lainnya. Untuk mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra
harus menggunakan teleskop. Gerhana penumbra ini hanya dikenal dalam ilmu
falak, belum sampai pada tahapan pengkajian fikih, sehingga sampai hari ini
saat peristiwa gerhana bulan penumbra terjadi masih ada perbedaan pendapat
terhadap hukum salat gerhana tersebut.
Ketiga gerhana bulan sebagian (parsial), dimana saat puncak gerhana
terjadi, permukaan bulan hanya sebagian memasuki dalam bayang inti bumi (bayang
umbra). Inilah jenis gerhana yang akan terlihat Rabu dini hari tanggal 17 Juli
2019 yang bertepatan malam 14 Zukaidah 1440 Hijriah mulai pukul 03.02 – 06.00
Wib. Secara global, gerhana ini dapat dilihat di Afrika, Amerika Selatan,
Eropa, Asia dan Australia.
Untuk wilayah Indonesia bagian barat (WIB), gerhana mulai terlihat
pukul 03.02 Wib ditandai saat piringan bulan mulai bersentuhan dengan bayang
umbra bumi berwarna hitam. Puncak gerhana terjadi pada pukul 04.31 Wib dimana sebahagian
piringan bulan sudah memasuki puncak tertinggi dalam bayangan umbra bumi,
secara kasat mata saat itu setengah piringan bulan sudah berwarna hitam. Akhir
gerhana terjadi pada pukul 06.00 Wib dimana piringan bulan terlepas dari
bayangan umbra bumi, secara kasat mata bulan sudah terlihat bersinar dengan
sempurna lagi.
Gerhana yang berdurasi 3 jam ini akan menjadi peristiwa yang
istimewa bagi daratan Aceh, dimana hanya wilayah Aceh yang berkesempatan
melihat gerhana bulan ini dari awal sampai akhir, sedangkan untuk wilayah lain
di Indonesia hanya berkesempatan melihat saat proses awal gerhana terjadi, namun
sebelum gerhana selesai, bulan sudah terbenam dan matahari sudah terbit yang
mengakibatkan gerhana tidak bisa dilihat lagi. Secara global, untuk tahun 2019,
ini merupakan gerhana yang ke-4 yang telah terjadi di tahun 2019, gerhana
terahir tahun ini akan terjadi pada tanggal 26 Desember 2019 yaitu gerhana
matahari cincin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar