Gerhana merupakan peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya Matahari oleh Bulan yang menyebabkan terjadinya gerhana Matahari dan terhalang cahaya Matahari oleh Bumi yang menyebabkan gerhana Bulan. Gerhana Matahari terjadi pada fase Bulan baru (new moon), sedangkan gerhana Bulan terjadi pada fase bulan purnama (full moon), namun tidak setiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan. Hal ini disebabkan bidang orbit Bulan dalam mengitari Bumi tidak sejajar dengan bidang orbit Bumi dalam mengitari Matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit Bulan sama dengan bidang orbit Bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi gerhana Matahari dan setiap bulan purnama terjadi gerhana Bulan.
Gerhana
Matahari dikenal ada empat jenis, pertama gerhana Matahari total, dimana saat
puncak gerhana terjadi, seluruh piringan Matahari ditutupi oleh piringan Bulan
sehingga Matahari terlihat hitam dan memancarkan cahaya korona yang indah.
Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak gerhana terjadi hanya sebahagian piringan
Matahari ditutupi oleh piringan Bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan
cincin karena saat puncak gerhana terjadi, piringan Bulan hanya menutupi
pertengahan piringan Matahari saja sehingga Matahari terlihat bercahaya pada
lingkaran pinggir saja yang berbentuk mirip cincin dan pada posisi tengah Matahari
berwarna hitam. Keempat gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di
satu daerah terlihat gerhana Matahari total dan di daerah lain terlihat
berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana
yang relatif jarang terjadi atau langka.
Gerhana
Bulan dikenal ada tiga macam jenisnya. Pertama, gerhana Bulan total, dimana
saat puncak gerhana seluruh piringan bulan memasuki bayangan umbra (inti) Bumi,
sehingga bulan terlihat saat itu berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua gerhana
Bulan sebahagian (parsial), dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan Bulan
hanya sebagian memasuki dalam bayang inti Bumi (bayang umbra). Ketiga gerhana
Bulan penumbra, dimana Bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja
(bukan bayang inti Bumi), tidak sampai kedalam bayang inti (bayang umbra). Pada
saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata Bulan hanya terlihat redup tidak
memancarkan sinar yang kuat seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Untuk
mengetahui proses terjadinya gerhana penumbra harus menggunakan teleskop.
Di
tahun 2022, secara global akan terjadi 4 kali gerhana, 2 kali gerhana Matahari
dan 2 kali gerhana Bulan.
1.
Gerhana
Matahari Parsial, 1 Mei 2022 M, 29 Ramadhan 1443 H
2.
Gerhana
Bulan Total, 16 Mei 2022 M, 15 Syawal 1443 H.
3.
Gerhana
Matahari Parsial, 25 Oktober 2022 M, 29 Rabiul Awal 1444 H.
4.
Gerhana
Bulan Total, 8 November 2022 M, 14 Rabiul Akhir 1444 H.
Dari
4 gerhana yang akan terjadi pada tahun 2022, hanya satu kali gerhana yang bisa
dilihat dari Aceh, yaitu gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada tanggal 8 November
2022 M bertepatan pada malam purnama 14 Syawal 1444 H mulai pukul 16.09.57 Wib
sampai pukul 19.48.33 Wib. Gerhana Bulan Total ini bisa disaksikan di seluruh
Indonesia saat Bulan terbit di ufuk timur sampai peristiwa gerhana selesai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar