Dalam menyusun sebuah kalender Hijriah, kriteria yang dipakai menjadi salah satu yang perlu diketahui, hal ini disebabkan banyaknya kriteria yang ada dalam penyusunan kalender Hijriah, seperti kriteria Wujudul Hilal, Imkan Rukyat, dan Hisab Urfi.
Indonesia dalam hal ini Kementerian
Agama dalam menyusun Kalender Hijriah 1443 masih menggunakan kriteria Imkan
Rukyat 2.3.8. Kriteria ini merupakan sebuah kriteria yang telah disepakati
dalam forum Menterian Agama, Brunai Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan
Singapura yang disingkat dengan MABIMS. Kriteria Imkan Rukyat 2.3.8 adalah
sebuah kriteria yang beranggapan hilal mungkin dilihat bila saat Matahari
terbenam posisi hilal berada minimal 2 derajat di atas ufuk, sudut elongasi
minimal 3 derajat, atau umur hilal lebih dari 8 jam setelah konjungsi.
Malaysia yang dulu nya bersama
dengan negara-negara MABIMS menggunakan kriteria Imkan Rukyat 2.3.8, kini
beralih kepada kriteria imkan rukyat baru, yaitu kriteria Imkan Rukyat 3.6,4.
Kriteria Imkan Rukyat 3.6,4 adalah sebuah kriteria yang beranggapan bahwa hilal
mungkin dilihat bila saat Matahari terbenam jika hilal berada pada posisi
minimal 3 derajat di atas ufuk, dan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.
Kriteria baru tersebut mulai dipakai oleh Malaysia dalam menyusun kalender 1443
Hijriah. Perbedaan dalam pemilihan kriteria juga berakibat pada perbedaan dalam
penentuan hari pertama dalam bulan-bulan hijriah, seperti awal bulan Rajab 1443
H, dengan kriteria baru jatuh pada hari Kamis 3 Februari 2022. Sedangkan bila
kriteria lama, 1 Rajab 1443 H jatuh pada hari Rabu 2 Februari 2022. Hal yang
sama juga terjadi pada penentuan awal bulan Zulhijjah 1443 H. Untuk melihat
bentuk kalender Hijriah 1443 di Malaysia dengan kriteria baru dapat diakses di
link https://www.islam.gov.my/en/e-penerbitan/2784-takwim-hijri-1443h .
Ormas Islam Muhammadiyah dalam
menyusun kalender Hijriah yang dulu menggunakan kriteria Wujudul Hilal, di mana
awal baru dianggap sudah masuk bila saat Matahari terbenam pada tanggal 29
bulan yang sedang berjalan posisi hilal sudah di atas ufuk walau dengan
ketinggian 0,5 derajat, atau dengan kata lain bila Matahari lebih awal terbenam
ketimbang bulan, maka esoknya dianggap hari pertama dalam bulan baru. Dalam
penyusunan kalender Hijriah 1443, Muhammadiyah menggunakan kriteria baru yang
dikenal dengan kriteria Imkan Rukyat Istambul 2016. Kriteria Istambul merupakan sebuah kriteria Keputusan
Kongres Internasional Unifikasi Kalender Hijriah Global yang diselenggarakan di
Istambul, Turki, 2016.
Kriteria
yang disepakati tersebut adalah:
1.
Seluruh kawasan dunia dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga bulan baru
dimulai pada hari yang sama di seluruh kawasan dunia.
2.
Awal bulan baru dimulai apabila terjadi imkan rukyat di belahan bumi manapun
sebelum pukul 12 malam (00.00 GMT/07.00 WIB) dengan syarat ketinggian hilal
minimal 5º dan elongasi minimal 8º pada saat terbenam Matahari.
3.
Apabila imkan rukyat pertama di muka Bumi terjadi melewati pukul 12 malam
(00.00 GMT/07.00 WIB) bulan baru tetap dimulai dengan syarat:
a. Kriteria
imkan rukyat (tinggi hilal minimal 5°, elongasi minimal 8°) terpenuhi dan telah
terjadi konjungsi sebelum fajar di New Zealand,
b. Imkan
rukyat terjadi di daratan Amerika, bukan di lautan.
Untuk
melihat kalender baru Muhammadiyah dengan kriteria baru dapat diakses pada link
https://tarjih.or.id/unduh-kalender-islam-global-1443-hijriah/ .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar