Cari Blog Ini

Kamis, 28 Juli 2011

SEKILAS TENTANG ILMU FALAK


SEKILAS TENTANG ILMU FALAK
Oleh Tgk. Ismail, S.Sy


  1. Pengetian Ilmu Falak

Secara etimologi falak artinya lintasan benda-benda langit, sehingga Ilmu Falak adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari lintasan benda-benda langit khususnya bumi, bulan dan Matahari pada orbitnya masing-masing dengan tujuan untuk diketahui posisi benda langit antara satu dengan lainnya, agar dapat diketahui waktu-waktu di permukaan bumi. Ilmu Falak disebut juga dengan Ilmu Hisab, Ilmu Rashd dan Ilmu al-Miqat sedang yang popular dalam masyarakat dari sekian banyak nama adalah Ilmu Falak dan Ilmu Hisab.

Adapun Astronomi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langait secara umum. sedangkan astrologi adalah Ilmu pengetahuan yang mempejari benda-benda langit dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh benda-benda langait itu terhadap kehidupan ( nasib ) seseorang di Bumi. Astrologi ininlah yang dikenal dengan Ilmu Nujum.

  1. Ruang linkup Ilmu Falak

Ilmu Falak pada garis besarnya ada dua macam yaitu ‘ilmiy dan ‘amaliy
Ilmu Falak ‘ilmiy adalah ilmu yang membahas tentang teori konsep benda-benda langit, misalnya dari segi asal mula kejadiannya ( cosmogony ) , bentuk dan tata himpunannya ( cosmologi ), jumlah anggotanya ( cosmografi ), ukuran dan jaraknya ( Astrometrik ), gerak dan gaya tariknya ( Astromekanik ), dan kandungan unsure-unsurnya ( Astrofisika ). Ilmu falak yang demikian ini disebut Theoritical Astronomy
sedangkan ilmu falak ‘amaliy adalah ilmu yang melakukan perhitungan untuk mengetahui posisi dan kedudukan benda-benta langit antara satu dengan lainnya. Ilmu falak ‘amaliy ini disebut practical astronomy. Ilmu falak ‘amaliy inilah yang oleh masyarakat umum dikenal dengan ilmu falak atau ilmu hisab.Bahasan Ilmu falak yang dipelajari dalam Islam adalah yang ada kaitannya dengan pelaksanaan ibadah, sehingga pada umumnya ilmu falak ini mempelajari empat bidang yaitu  :
 a.  Arah Qiblat dan bayangan arah Qiblat
 b.  Waktu-waktu Shalat
 c.  Perhitungan awal bulan
 d.  Perhitungan gerhana.

     C. Dalil-dalil tentang mempelajari ilmu falak

a. Al-Quran :

1. Firman Allah dalam surat Yunus ayat 5 :

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاء وَالْقَمَرَ نُوراً وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُواْ عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ

Artinya : Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)…

2. Firman Allah SWT. surat al-Baqarah ayat 189

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الأهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ

Artinya : Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji…

3. Firman Allah SWT. surat al-Hijr ayat 16

وَلَقَدْ جَعَلْنَا فِي السَّمَاء بُرُوجاً وَزَيَّنَّاهَا لِلنَّاظِرِينَ ﴿١٦﴾

Artinya : Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan gugusan bintang-bintang (di langit) dan Kami telah menghiasi langit itu bagi orang-orang yang memandang (nya),

B. Sabda Rasulullah saw.

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « إن خيار عباد الله الذين يراعون الشمس والقمر والنجوم والأظلة لذكر الله »  رواه الحاكم 

D. Pendapat Ulama

1. Ibnu Hajar Al-Haitami berkata dalam kitab al-Fatawa al-Haditsiyah Juz I hal 97 :

العلوم المتعلقة بالنجوم منها ما هو واجب كالاستلال بها على القبلة والأوقات واختلاف المطالع واتحادها ونحو ذلك ، ومنها ما هو جائز كالاستلال بها على منازل القمر وعروض البلاد ونحوهما ، ومنها ما هو حرام كالاستدلال بها على وقوع الأشياء المغيبة بأن يقضي بوقوع بعضها مستدلا بها عليه

2.  Di dalam kitab Hasyiyah Bujairimi Juz 5 hal 363 disebutkan :

وَسُئِلَ شَيْخُ الْإِسْلَامِ الشَّيْخُ مُحَمَّدٌ الشَّوْبَرِيُّ بِمَا صُورَتُهُ تَعَهُّدُ رُؤْيَةِ هِلَالِ رَمَضَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ هَلْ تُسَنُّ ، أَوْ تَجِبُ وَإِذَا قُلْتُمْ بِالسُّنِّيَّةِ ، أَوْ الْوُجُوبِ فَهَلْ يَكُونُ عَلَى الْكِفَايَةِ أَوْ الْأَعْيَانِ وَهَلْ مِثْلُهُ تَعَهُّدُ هِلَالِ شَوَّالٍ لِأَجْلِ الْفِطْرِ أَمْ لَا ؟ وَهَلْ يَكُونُ هِلَالُ شَعْبَانَ لِأَجْلِ الِاحْتِيَاطِ لِرَمَضَانَ مِثْلُ هِلَالِ رَمَضَانَ أَمْ لَا ؟ فَأَجَابَ تَرَائِي هِلَالِ شَهْرِ رَمَضَانَ مِنْ فُرُوضِ الْكِفَايَةِ وَكَذَا بَقِيَّةُ الْأَهِلَّةِ لِمَا يَتَرَتَّبُ عَلَيْهَا مِنْ الْأَحْكَامِ الْكَثِيرَةِ وَاَللَّهُ أَعْلَمُ .


E. Metode hisab

Terdapat banyak metode hisab (sistem hisab) untuk menentukan posisi bulan, matahari dan benda langit lain dalam ilmu Falak. Sistem hisab ini dibedakan berdasarkan metode yang digunakan berkaitan dengan tingkat ketelitian atau hasil perhitungan yang dihasilkan.

a. Hisab Urfi (`urf = kebiasaan atau tradisi) adalah hisab yang melandasi perhitungannya dengan kaidah-kaidah sederhana. Pada sistem hisab ini perhitungan bulan qamariyah ditentukan berdasarkan umur rata-rata bulan sehingga dalam setahun qamariyah umur dibuat bervariasi 29 dan 30 hari. Bulan bernomor ganjil yaitu mulai Muharram berjumlah 30 hari dan bulan bernomor genap yaitu mulai Shafar berumur 29 hari. Tetapi khusus bulan Zulhijjah (bulan 12) pada tahun kabisat qamariyah berumur 30 hari. Tahun kabisat qamariyah memiliki siklus 30 tahun dimana didalamnya terdapat 11 tahun yang disebut tahun kabisat (panjang) memiliki 355 hari, dan 19 tahun yang disebut basithah (pendek) memiliki 354 hari. Tahun kabisat ini terdapat pada tahun ke 2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26 dan ke 29 dari keseluruhan siklus kabisat selama 30 tahun. Dengan demikian kalau dirata-rata maka periode umur bulan (bulan sinodis) menurut Hisab Urfi adalah (11 x 355 hari) + (19 x 354 hari) : (12 x 30 tahun) = 29 hari 12 jam 44 menit ( menurut hitungan astronomis: 29 hari 12 jam 44 menit 2,88 detik ). Walau terlihat sudah cukup teliti namun yang jadi masalah adalah aturan 29 dan 30 serta aturan kabisat tidak menujukkan posisi bulan yang sebenarnya dan hanya pendekatan. Oleh sebab itulah maka hisab ini tidak bisa dijadikan acuan untuk penentuan awal bulan yang berkaitan dengan ibadah misalnya Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah.

b. Hisab Taqribi ( pendekatan ) adalah sistem hisab yang sudah menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik namun masih menggunakan rumus-rumus sederhana sehingga hasilnya kurang teliti. Sistem hisab ini merupakan warisan para ilmuwan falak Islam masa lalu dan hingga sekarang masih menjadi acuan hisab di banyak pesantren di Indonesia. hasil hisab taqribi akan sangat mudah dikenali saat penentuan ijtima’ dan tinggi hilal menjelang 1 Ramadhan, Syawwal dan Zulhijjah yaitu terlihatnya selisih yang cukup besar terhadap hitungan astronomis modern. Beberapa kitab falak yang berkembang di Indonesia yang masuk dalam kategori Hisab Taqribi misalnya; Sullam al Nayyirain, Ittifaq Dzatil Bainy,  Al Qawaid al Falakiyah dsb

c. Hisab Haqiqi ( haqiqah = realitas atau yang sebenarnya ) menggunakan kaidah-kaidah astronomis dan matematik menggunakan rumus-rumus terbaru dilengkapi dengan data-data astronomis terbaru sehingga memiliki tingkat ketelitian yang tinggi. Sedikit kelemahan dari sistem hisab ini adalah penggunaan kalkulator yang mengakibatkan hasil hisab kurang sempurna atau teliti karena banyak bilangan yang terpotong akibat digit kalkulator yang terbatas. Beberapa sistem hisab haqiqi yang berkembang di Indonesia diantaranya: Hisab Hakiki, Tadzkirah al Ikhwan, Badi’ah al Mitsal dan Menara Kudus, Al Manahij al Hamidiyah, Al Khulashah al Wafiyah, dsb.

d. Hisab Haqiqi Tahqiqi ( tahqiq = pasti ) sebenarnya merupakan pengembangan dari sistem hisab haqiqi yang diklaim oleh penyusunnya memiliki tingkat akurasi yang sangat-sangat tinggi sehingga mencapai derajat “pasti”. Klaim seperti ini sebenarnya tidak berdasar karena tingkat “pasti” itu tentunya harus bisa dibuktikan secara ilmiah menggunakan kaidah-kaidah ilmiah juga. Namun sejauh mana hasil hisab tersebut telah dapat dibuktikan secara ilmiah sehingga mendapat julukan “pasti” ini yang menjadi pertanyaan. Sedangkan perhitungan astronomis modern saja hingga kini masih menggunakan angka ralat (delta T) dalam setiap rumusnya. Namun demikian hal ini merupakan kemajuan bagi perkembangan sistem hisab di Indonesia. Sebab sistem hisab ini ternyata sudah melakukan perhitungan menggunakan komputer serta beberapa diantaranya sudah dibuat dalam bentuk software/program komputer yang siap pakai. diantara sistem hisab tersebut misalnya : Al Falakiyah, Nurul Anwar,


e. Hisab Kontemporer / Modern

Sistem hisab ini yang menggunakan alat bantu komputer yang canggih menggunakan rumus-rumus yang dikenal dengan istilah algoritma. diantaranya ada yang terkenal karena memiliki tingkat ketelitian yang tinggi dan sangat akurat seperti Jean Meeus, New Comb, Brown, Almanac Nautica, Astronomical Almanac, Mawaqit, Ascript, Astro Info, dan lain- lain.

Para pakar falak dan astronomi selalu berusaha menyempurnakan rumus-rumus untuk menghitung posisi benda-benda langit hingga pada tingkat ketelitian yang ‘pasti /qat’i ”. Hal ini tentunya hanya bisa dibuktikan dan diuji saat terjadinya peristiwa-peristiwa astronomis seperti terbit matahari, terbenam matahari, terbit bulan, terbenam bulan, gerhana matahari, gerhana bulan,  posisi bintang dan peristiwa astronomis yang lain.

F. Gerak Matahari dan Bulan
           
Sebagaimana diketahui dalam ilmu falak bahwa bumi mempunyai dua macam gerak dan begitu juga matahari yang diistilahkan dengan rotasi dan revolusi.

a.    Rotasi Matahari

Apabila sekelompok noda-noda matahari itu berada disebelah pinggir kanan bulatnya, maka kira-kira dua minggu berselang sesudah akan kelihatan noda-noda itu lagi dipinggir bulatannya sebelah kiri.  ini menandakan bahwa matahari berputar pada sumbunya yang diistilahkan dengan rotasi.



Ir. Marsito Menjelaskan

“Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa matahari berputar pada sumbunya dari barat ke timur dengan kecepatan rotasi 25 hari di equator dan + 27 hari didekat kutubnya.perbedaan kecepatan ini disebabkan oleh karena matahari adalah bola gas biarpun padat”.

noda-noda tersebut apabila sudah banyak yaitu 11 tahun sekali dapat mengganggu pesawat-pesawat yang memakai tenaga listrik seperti pesawat telegrap dan radio

b. Revolusi Matahari

Firman Allah SWT dalam surat Yasin ayat 38 :        

وَالشَّمْسُ تَجْرِي لِمُسْتَقَرٍّ لَّهَا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ﴿٣٨﴾

Artinya : Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Para sarjana ilmu falak tidak bosan-bosan melakukan penyelidikan tentang gerak dan peredaran matahari difalaknya sebagai salah satu bintang sejati. sejak sarjana Aristarchus dari yunani ( 310-230 SM) sampai kepermulaan abad ke 19. mereka belum menemukan bahwa matahari mengadakan revolusi, walaupun pada abad ke 7 sudah ada petunjuk untuk itu yaitu firman Allah penciptanya yang tersebut di atas.

Berkat penyelidikan seksama dan sistematis maka pada pertengahan abad ke 19 baru mereka dapati apa yang di tunjuki oleh ayat tersebut. mereka berkesimpulan, bahwa matahari termasuk salah satu bintang sejati yang berada dalam susunan besar bhima sakti.

Menurut Ir. Marsito bahwa garis tengah susunan besar Bhima Sakti kurang lebih 100000 tahun cahaya dan tebalnya kurang lebih 3000 tahun cahaya. matahari berada kurang lebih jauhnya dari pusat Bhima Sakti 35000 tahun cahaya beredar sekali lengkap mengelilingi pusat Bhima Sakti dengan kecepatan 450 Km setiap detik dalam waktu kurang lebih 225 tahun yang disebut satu tahun kosmis


c. Rotasi Bumi

Firman Allah SWT. dalam surat Ali Imran ayat 190 :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ ﴿١٩٠﴾

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

Silih berganti siang dan malam dan berbeda keduanya pada panjang, pada pendek, pada bermula dan pada berrakhir adalah pertanda bahwa bentuk bumi itu bulat dan berputar pada sumbunya dari barat ke timur.

Menurut penyelidikan bahwa bumi itu memerlukan masa sekali berputar pada sumbunya (rotasi) 23j 56m 05d, 09054.
Akibat dari rotasi bumi itu terjadilah siang dan malam yang siang dan malam itu adalah dua bagian satu tunggal.

Akibat lain dari rotasi bumi itu nampak kepada orang yang berada di bumi bahwa benda-benda langit yang terdiri dari bulan, matahari dan bintang-bintang bergerak dari timur ke barat mengelilingi bumi. Ini tidak berarti bahwa satu tanggal sama dengan satu kali rotasi karena bumi sambil berputar pada sumbunya juga bergerak mengelilingi matahari dari timur ke barat dengan kecepatan yang tidak teratur. maka  mengakibatkan matahari berkulminasi atas tidak tetap pada pukul 12 (kadang-kadang sebelum dan kadang-kadang sesudahnya)

Untuk keperluan sehari-hari dibayangkan matahari khayal yang bergerak sepanjang equator langit dengan kecepatan yang konstan yakni tetap berkulminasi atas selamanya pada pukul 12 tepat. waktu yang ditunjuki oleh jarum arloji disesuikan dengan gerak matahari khayal maka satu tanggal adalah satu hari satu malam menurut gerak matahari khayal (24 jam) walaupun ditempat tertentu kadang-kadang panjang siang atau malam sampai 179 x 24 jam.


d. Revolusi bumi

firman Allah SWT :

وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ ﴿٨٨﴾

Artinya :
Dan kamu lihat gunung-gunung itu kamu sangka dia tetap ditempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan (begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan tokoh segala sesuatu. sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (An-nam1, 88).

Berjalan gunung-gunung sebagai jalannya awan yang memastikan berjalannya bumi dapat diartikan dengan bergerak bumi mengelilingi matahari yang di istilahkan dengan revolusi.

Sebagaimana dalam ilmu falak bahwa bumi beredar mengelilingi matahari dilintasannya yang datar dari timur ke barat. lintasan itu berbentuk ellips bukan merupakan lingkaran sejati dimana matahari terletak pada salah satu titik apinya. jarak antara kedua titik api tersebut ada 4986240 Km.

Karena matahari berada disalah satu titik apinya, maka bumi kadang-kadang terletak di titik yang terjauh dari matahari (151175080 Km) dan kadang-kadang berada di titik  yang terdekat dengan matahari (146188840 Km). titik yang terjauh dari matahari disebut aphelion dan titik yang terdekat dengannya disebut perihelion.

Sumbu bumi selama revolusi tidak pernah berubah tetapi tetap sejajar dengan bidang ellips yang memotong sumbu bola bumi di titik pusatnya dan membentuk sudut sebesar 66 0,  55695.

Para sarjana sependapat bahwa bumi memerlukan masa mengelilingi sempurna satu kali peredaran 365,25636042 hari dengan kecepatan 30 Km setiap detik. karena sudut yang dibentuk oleh bidang ellips dengan sumbu bola bumi 66 0 55695, maka yang dibentuk oleh equator dengan bidang ellips adalah 900 - 66 0, 55695 =230 44305.

Jika bidang ellips ini diprojeksikan kedinding bola langit maka bidang ellips memotong equator langit dan membentuk sudut sebesar 23o ,44305 juga dan projeksi bidang ellips ini disebut ekliptika. Kesan yang kita rasakan dari revolusi bumi adalah matahari bergerak sepanjang ekliptika dari barat ke timur. untuk lebih mudah disebutkan saja matahari bergerak  beredar di ekliptika sempurna satu kali peredaran selama 365,25636042 hari. masa yang diperlukan matahari sempurna sekali beredar di ekliptika disebut satu tahun sidereal.

lingkaran ekliptika memotong equator langit di dua tempat dan kedua titik potong itu disebut equinox 1 dan equinox 2 oleh karena equinox 1`(titik hamal) menjadi titik dasar dalam menghitunng bujur astronomis, maka lama matahari berangkat dari equinox1 kembali lagi ke equinok 1 sedikit pendek dari masa revolusi bumi karena equinox 1 setiap tahun bergerak retograt sebesar 0 o, 0139645. Maka waktu yang berlangsung antara dua kedudukan matahari yang sama dan berturut-turut terhadap equinox 1 =

360/360 – 0,0139645 x 365,25636042 hari = 365,24219879 hari.

waktu berangkat matahari dari equinix 1 kembali lagi ke equinox 1 disebut satu tahun tropical.
Oleh karena salah satu tujuan penanggalan untuk mengetahui pergantian musim-musim maka tarikh julian didasarkan kepada tahun tropical. Tahun tropical yang terdiri dari bilangan pecahan itu tidak praktis dalam penggunaannya maka diganti dengan bilangan yang bulat. Pecahan itu dibulatkan menjadi satu hari dan ditambahkan kepada bulan Februari pada tiap-tiap tahun kabisah
            Sebagaimana telah dijelaskan bahwa tarikh masehi adalah lanjutan dari tarikh Julian, maka system tarikh Julian terus digunakan dalam tarikh masehi. Penggunaan terus menerus system tarikh Julian mengakibatkan kesalahan tarikh masehi setiap tahun 365,25 hari – 365, 24219879 hari = 0,00780121 hari
            Kesalahan ini dari tahun ketahun bertambah besar sehingga
pada tanggal 11 Maret 1582 seorang astronom bernama Chavius dalam perhitungannya untuk menetapkan hari paskah menemukan kesalahan 10 hari sehingga terdapat perbedaan dalam penyusunan kelender-kelender. Kesalahan ini oleh Paus Gregorius XIII menghapuskan dengan merubah kalender Julian. Pada tanggal 4 Oktober 1582 didalam suatu dekrit ditentukan, bahwa esok harinya ialah tanggal 5 Oktober 1582 dijadikan tanggal 15 Oktober 1582 .
            Supaya tidak terulang lagi kesalahan dalam penyusunan kalender masehi selanjutnya dibuat suatu ketentuan  “ bahwa tahun panjang ialah tahun-tahun yang bilangannya habis dibagi dengan empat kecuali tahun-tahun abad yang bilangannya tidak habis dibagi dengan empat ratus “ . Maka tahun-tahun abad yang tidak habis dibagi dengan empat ratus bukan tahun panjang walaupun habis dibagi empat. Berdasarkan ketentuan tersebut, maka maka tahun 1700,  1800,  1900,  2100,  2200,  2300,  dan yang semisalnya, bukan tahun panjang yakni jumlah hari bulan Februari tetap 28 hari

G. Penanggalan

Al-Qur’an surat Yunus : 5 menjelaskan bahwa dasar perhitungan  tarikh dan waktu lainnya  adalah peredaran matahari dan bulan. Yang dasar perhitungannya peredaran matahari antara lain tarikh qibtiy, Rumawy, Hindu dan Tarikh Masehi, sedang yang dasar perhitungannya peredaran bulan antara lain Tarikh Cina dan Tarikh Hijriyah

1. Tarikh Masehi

Tarikh masehi dimulai pada tahun lahirnya Nabi ‘Isa al-Masih yang tanggal 1-1-1 = hari Sabtu. Panjang rata- rata satu tahun 365,25 hari, sedang panjang satu tahun tropical 365,24219879 hari. Maka kesalahan tiap tahun sama = 0,00780121 hari, dan tahun kabisah ditetapkan pada setiap bilangan tahun yang habis di bagi dengan empat.

pada tanggal 4 Oktober 1582 M. diadakan pembetulan dengan ketentuan tanggal 5 Oktober 1582 M. dijadikan tanggal 15 Oktober 1582 M. dan tahun kabisah ialah bilangan tahun yang habis dibagi dengan empat kecuali bilangan tahun abad yang tidak habis dibagi dengan empat ratus. Maka tarikh Masehi dapat dihitung dengan rumus :

NH= Int ((TM-1) x 365,25+JH-Ag) / 7

Sisanya di mulai dengan hari Sabtu

penjelasan rumus :

NH = Nama hari untuk tanggal yang dimaksud
Int = yang bulat saja dari hasil yang di peroleh
TM = Tahun Masehi
JH =  Jumlah hari pada tahun yang sedang dilalui sampai ke tanggal yang di maksud
Ag = 10 hari + 1 hari untuk tiap-tiap tahun abad yang tidak habis dibagi dengan 400 yang dimulai sejak tanggal 15 Oktober 1582 M.

2. Tarikh Hijriyah

Tarikh Hijriyah dirumuskan pada masa Khalifah Umar bin al-Khathab r.a. tepat pada hari rabu tanggal 20 Jumadil Ahkir tahun 17 H. Satuan bulan yang dugunakan adalah waktu bulan syinodic yang panjangnya 29,530589 sesuai dengan penjelasan Muhammad al-Sabban

واعلم ان الشهر هو من اجتماع القمر بالشمس الى اجتماعه بها

Artinya : Satu bulan ialah masa dari ijtima’ bulan dengan Matahari sampai ijtima’ berikutnya

Akibat pecahan, maka ditetapkan setiap bulan ganjil jumlah harinya tiga puluh hari dan sebaliknya setiap bulan genap jumlah harinya 29 hari. sisa pecahan pada waktu tertentu dibulatkan menjadi satu hari diberikan kepada bulan Zulhijjah dan tahun yang mendapat penambahan disebut dengan istilah  Tahun Kabisah. Dalam masa 30 tahun (daur) diadakan 11 kali kabisah yaitu tahun ke 2,5,7,10,13,16,18,21,24,26, dan 29.




Berdasarkan Uraian tersebut maka Tarikh Hijriyah dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

NH = D x 10631 + TH x 354 + K + JH / 7

sisanya dimulai dengan hari kamis.

Penjelasan rumus :

NH = Nama hari untuk tanggal yang dimaksud
D    =  Jumlah Daur yang sudah sempurna
TH = Jumlah tahun yang sudah sempurna dalam daur yang belum sempurna
K   = Jumlah kabisah dalam daur yang belum sempurna
JH  = Jumlah hari dalam tahun yang belum sempurna   





           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar