Cari Blog Ini

Rabu, 23 Desember 2015

Mahasiswa STAIN Malikussaleh Praktik Pengamatan Bayang Istiwak

Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh Lhokseumawe Selasa 22 Desember 2015 mengadakan praktik pengamatan bayang istiwak di depan gedung Jurusan Dakwah kampus setempat.
Acara ini diikuti oleh 30 mahasiswa/i Program Studi Ahwal Al-Syahksiyyah Jurusan Syariah yang sedang mengikuti mata kuliah praktik ilmu falak. Acara berjalan dengan lancar dari pukul 11:00 samapai pukul 13:00 Wib yang dipandu langsung oleh pengasuh mata kuliah praktik ilmu falak Tgk. Ismail, S.Sy., M.A.

Bayang istiwak adalah bayang terpendek yang dihasilkan oleh sebuah benda yang berposisi tegak lurus saat matahari menempati garis meridian langit setempat. Disaat matahari terbit di ufuk timur, semua benda yang berdiri tegak lurus akan menghasilkan bayang yang sangat panjang mengarah ke arah barat, seiring dengan naik nya matahari, maka bayang tersebut akan berangsur memendek samapi mencapai titik terpendek saat matahari berada di garis meridian, kemudian saat matahari mulai menurun ke arah barat, maka bayang  semua benda tersebut kembali memanjang mengarah ke timur dan terus memanjang sampai matahari terbenam di ufuk barat.
Praktik pengamatan bayang istiwak ini bertujuan agar mahasiswa memahami teori dalam disiplin ilmu falak, dimana dari bayang istiwak ini dapat dipahamami beberapa kesimpulan, pertama bahwa garis orbit bumi dalam mengelilingi matahari tidaklah datar melainkan berbentuk miring dengan besar sudut 23 derajat 27 menit busur dari garis eqoator langit ke garis eliptika. Kedua, ukuran bayang istiwak tidak sama panjang di setiap hari dalam setahun di setiap daerah dan posisi bayang istiwak juga berubah-ubah disetiap hari. Bila matahari berada di sebelah utara suatu daerah, maka saat matahari berkulminasi, bayang istiwak akan mengarah ke selatan dan bila matahari berada di selatan, maka bayang istiwak akan mengarah keutara. Ketiga, Panjang bayang istiwak tergantung sejauh mana selisih nilai deklinasi matahari dengan nilai lintang setempat. Keempat, bayang istiwak sangat penting dalam menentukan masuk waktu salat Zuhur dan Asar.

Untuk wilayah Lhokseumawe, setiap tanggal 22 Desember merupakan hari bayang istiwak terpanjang dalam setahun, hal ini dikarenakan tanggal 22 Desember posisi matahari berada pada titik balik selatan dengan jarak  saat matahari berkulminasi sekitar 29 derajat dari kota Lhokseumawe. Dalam praktik ini, kita menggunakan theodolit untuk menentukan titik utara dan titik selatan, kemudian kita gunakan benang untuk penanda arah utara selatan, dan menggunakan tiang istiwak sebagai instrumen pengamatan bayang istiwak.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar