SEBENARNYA SEHARI SEMALAM ITU TIDAK SELALU 24 JAM
Oleh : tgk. Ismail, S.Sy[1]
Waktu
yang kita gunakan sehari-hari sebagaimana di tunjuki oleh jam dinding dan Arloji
yang kemudian di pedomani oleh semua jadwal kerja, siaran radio dan telivisi
adalah didasarkan pada perjalanan semu matahari (gerak semu harian matahari).
Jika matahari berkulminasi di atas pada pukul 12:00 kita katakan dengan siang
hari, dan jika posisi matahari sedang berkulminasi di bawah pada pukul 00:00
kita katakan pertengahan malam. Titik kulminasi bawah ini dijadikan awal waktu,
yakni setelah pukul 00:00 maka dihitung pukul 01:00 sampai pukul 24:00 atau
pukul 00:00 kembali dengan jumlahnya dalam sehari semalam 24 jam. Inilah yang
sudah terbiasa dalam kehidupan sehari-hari yang berujung pada asumsi bahwa
waktu yang kita gunakan selama sehari semalam adalah benar-benar 24 jam.
Benarkah demikian..?
Matahari
merupakan sumber panas yang memiliki temperature di permukaannya sekitar 6 ribu
derajat celcius dan termasuk bintang
tetap dalam tatasurya kita. Jarak antara Bumi dan Matahari rata-rata 150 juta
Km dengan jarak terdekat sekitar 147 juta Km dan jarak terjauh sekitar 152 juta
Km. Sinar Matahari berkecepatan 300 ribu Km perdetik, sehingga waktu yang
diperlukan untuk sampainya caha Matahari ke perbukaan Bumi sekitar 8 menit
(muhyiddin Khazin, Ilmu falak dalam Teori dan Praktik, 2004).
Perjalanan harian Matahari yang terbit dari Timur dan
terbenam di Barat itu bukanlah gerak Matahari yang sebenarnya, melainkan
disebabkan oleh perputaran Bumi pada porosnya dari barat ke timur (Rotasi Bumi)
selama sehari semalam dengan kecepatan 108 ribu Km perjam. Akibat dari rotasi
ini antara lain adalah adanya perbedaan waktu di satu daerah dengan daerah yang
lain dan adanya siang dan malam di permukaan Bumi.
Arah rotasi Bumi dari barat ke timur juga
mengakibatkan terlihatnya benda-benda langit bergerak dari timur ke barat yang
disebut dengan gerak semu. Untuk lebih mudah kita pahami, kita bisa
membayangkan ketika kita berada dalam sebuah Bus yang melaju cepat dari arah barat
ke timur, maka semua pepohonan yang ada di sekitar pinggiran jalan akan
terlihat melaju dari arah timur ke barat, gerak pepohonan dari timur ke barat
inilah yang dikatakan dengan gerak semu.
Gerak
semu harian Matahari inilah yang kemudian dijadikan patokan waktu di pemukaan
Bumi dengan waktu tetap sehari semalam 24 jam atau dikenal dengan waktu
pertengahan. Untuk menentukan waktu salat dan waktu ibadah yang lain, kita
memerlukan waktu hakiki, yaitu waktu yang berdasarkan pada perputaran Bumi pada
sumbunya yang sehari semalam tidak tentu 24 jam, melainkan kadang kurang dan
kadang lebih dari 24 jam.
Hal ini disebabkan antara lain oleh peredaran Bumi
mengelilingi Matahari berbentuk ellips (bulat telur) sedangkan Matahari berada
pada salah satu titik apinya. Sehingga suatu saat Bumi dekat dengan Matahari
(perehelium) yang menyebabkan gaya gravitasi Bumi menjadi kuat, sehingga
perputaran Bumi menjadi cepat yang akibatnya sehari semalam kurang dari 24 jam.
Pada saat lain Bumi jauh dengan Matahari (aphelium) yang menyebabkan gaya
gravitasi Bumi menjadi lemah, sehingga perputaran Bumi menjadi lambat yang
akibatnya sehari semalam lebih dari 24 jam.
Sampai disini
kita bisa membedakan antara waktu pertengahan dengan waktu hakiki, yakni waktu
pertengahan adalah waktu yang berpatokan pada gerak semu harian Matahari yang
dipengaruhi oleh rotasi Bumi dari arah barat ke timur, sedangkan waktu hakiki
adalah waktu yang berpatokan pada rotasi bumi yang panjang waktunya tidak
selamanya 24 jam dalam sehari semalam.
Waktu hakiki dalam setiap hari sangat penting untuk
diketahui, hal ini bisa menjawab kenapa waktu shalat kita selalu berubah – ubah
dalam setiap hari. Untuk mengetahui waktu hakiki, terlebih dahulu kita harus
mengetahui nilai Equation of Time (ET) atau perata waktu. ET ini akan bernilai
positif (+) apabila panjang waktu hakiki mendahului panjang waktu pertengahan
dan bernilai negatif (-) apabila panjang hari pertengahan mendahului panjang hari hakiki, jadi rumus
mencari panjang waktu hakiki adalah waktu hakiki (WH)= panjang hari
pertengahan + ET / WH=24+(ET).
Contoh: Hitunglah panjang waktu hakiki pada tanggal 11
Januari dan 2 November 2013.?
Dik : 1. ET 11
Januari 2013 = -00 jam 14 menit 16 detik.
2. ET
2 November 2013 = +00 jam 16 menit 28 detik.
Jawab : 1. WH = 24+(-00:14:16) = 23:45:44. Jadi panjang waktu hakiki dalam sehari
semalam pada tanggal 11 Januari 2013 adalah 23 jam 45 menit 44 detik.
2. WH = 24+(+00:16:28) = 24:16:28.
Jadi panjang waktu hakiki dalam sehari semalam pada tanggal 2 November 2013 adalah
24 jam 16 menit 28 detik.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa
pada tanggal 11 Januari 2013 panjang waktu sehari semalam cuma 23 jam 45 menit 44 detik,
tidak sampai 24 jam. Sedangkan pada tanggal 2 November 2013 panjang waktu
sehari semalam 24 jam 16 menit 28 detik, melebihi dari 24 jam. Sampai disini
jelaslah bahwa dalam sehari semalam tidak selamanya 24 jam. Wallahu’aklam
bissawa…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar