Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Malikussaleh
Lhokseumawe Selasa 22 Desember 2015 mengadakan praktik pengamatan bayang
istiwak di depan gedung Jurusan Dakwah kampus setempat.
Acara ini diikuti oleh 30 mahasiswa/i Program Studi Ahwal
Al-Syahksiyyah Jurusan Syariah yang sedang mengikuti mata kuliah praktik ilmu
falak. Acara berjalan dengan lancar dari pukul 11:00 samapai pukul 13:00 Wib
yang dipandu langsung oleh pengasuh mata kuliah praktik ilmu falak Tgk. Ismail,
S.Sy., M.A.
Bayang istiwak adalah bayang terpendek yang dihasilkan oleh sebuah
benda yang berposisi tegak lurus saat matahari menempati garis meridian langit
setempat. Disaat matahari terbit di ufuk timur, semua benda yang berdiri tegak
lurus akan menghasilkan bayang yang sangat panjang mengarah ke arah barat,
seiring dengan naik nya matahari, maka bayang tersebut akan berangsur memendek
samapi mencapai titik terpendek saat matahari berada di garis meridian,
kemudian saat matahari mulai menurun ke arah barat, maka bayang semua benda tersebut kembali memanjang mengarah
ke timur dan terus memanjang sampai matahari terbenam di ufuk barat.
Praktik pengamatan bayang istiwak ini bertujuan agar mahasiswa
memahami teori dalam disiplin ilmu falak, dimana dari bayang istiwak ini dapat
dipahamami beberapa kesimpulan, pertama bahwa garis orbit bumi dalam
mengelilingi matahari tidaklah datar melainkan berbentuk miring dengan besar
sudut 23 derajat 27 menit busur dari garis eqoator langit ke garis eliptika. Kedua,
ukuran bayang istiwak tidak sama panjang di setiap hari dalam setahun di setiap
daerah dan posisi bayang istiwak juga berubah-ubah disetiap hari. Bila matahari
berada di sebelah utara suatu daerah, maka saat matahari berkulminasi, bayang
istiwak akan mengarah ke selatan dan bila matahari berada di selatan, maka
bayang istiwak akan mengarah keutara. Ketiga, Panjang bayang istiwak
tergantung sejauh mana selisih nilai deklinasi matahari dengan nilai lintang
setempat. Keempat, bayang istiwak sangat penting dalam menentukan masuk
waktu salat Zuhur dan Asar.
Untuk wilayah Lhokseumawe, setiap tanggal 22 Desember merupakan
hari bayang istiwak terpanjang dalam setahun, hal ini dikarenakan tanggal 22
Desember posisi matahari berada pada titik balik selatan dengan jarak saat matahari berkulminasi sekitar 29 derajat
dari kota Lhokseumawe. Dalam praktik ini, kita menggunakan theodolit untuk
menentukan titik utara dan titik selatan, kemudian kita gunakan benang untuk
penanda arah utara selatan, dan menggunakan tiang istiwak sebagai instrumen
pengamatan bayang istiwak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar