Secara
statistik, gerhana bukanlah peristiwa alam yang langka dan baru, karena dalam
satu tahun Masehi ada kemungkinan maksimal terjadi gerhana hingga tujuh kali
dengan berbagai jenis dan pariasi, seperti gerhana matahari total, gerhana
matahari sebahagian, gerhana matahari cincin, gerhana bulan penumbra, gerhana
bulan total, dan gerhana bulan sebahagian, hanya saja tidak semua daerah di
setiap gerhana berkesempatan yang sama untuk menyaksikannya.
Gerhana telah dikenal oleh manusia semenjak zaman Babylonia dengan
pola pemahaman susunan benda langit mulai dari egosentris, geosentris sampai
heliosentris. Meskipun demikian
peristiwa gerhana tetap menjadi sebuah fenomena yang menarik dan unik bagi umat
manusia. Ini sebuah kewajaran, karena manusia merupakan makhluk berpikir dan
pola pikir manusia dibangun atas dasar hakikat dan sifat manusia yang selalu
mempunyai rasa ingin tahu terhadap berbagai rahasia dan fenomena alam di
sekitarnya.
Dalam anggapan masyarakat awam,
mengetahui peristiwa gerhana adalah suatu yang mustahil sama halnya mengetahui
kapan kiamat dan kapan waktu kematian tiba yang merupakan bahagian dari
persoalan gaib dan hanya Allah yang mengetahuinya. Seolah-olah orang yang
mengetahui peristiwa gerhana sudah mendahului takdir Allah dan orang tersebut dibekali
oleh kekuatan supranatural yang tergolong dalam kelompok paranormal. Kirangnya
tulisan ini dapat menjembatani polapikir yang masih tergolong primitif ke dalam
kancah ilmu pengetahuan modern.
1.
Gerhana
Bukti Kekuasaan Allah
Dalam Islam sudah jelas jawaban terhadap persoalan gerhana. Nabi
Muhammad Saw pernah bersabda bahwa matahari dan bulan adalah tanda-tanda
kebesaran Allah, dan bila keduanya terjadi gerhana (gerhan matahari atau gerhana
bulan) bukanlah karena kematian seseorang atau kelahiran seseorang. Gerhana
hanyalah salah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah Swt yang terjadi
bukan karena faktor kebutulan apalagi dikaitkan dengan berbagai mitos dan
kepercayaan, seperti mengaitkan dengan kematian, pertumpahan darah atau
peperangan dan kemungkinan akan terjadinya bencana.
Gerhana merupakan ketetapan Allah Swt dan semata-mata bagian dari
sunnah Kauniah yang merupakan ayat-ayat Allah di alam semesta. Melalui gerhana,
Allah telah menunjukkan kekuasaan atas alam semesta tentang bagaimana Allah
mengatur keteraturan peredaran benda-benda langit, dimana semua benda langit
bergerak dengan teratur tanpa pernah ada yang saling mendahului dan saling
melanggar batas ketentuan yang telah ditetapkan, serta Allah menjelaskan
keragaman karakteristik benda-benda langit dengan jumlah triliun juta dalam
bentangan alam semesta, seperti Allah menjelaskan dalam Quran Surat Yunus ayat
5 tentang karakteristik bulan dan matahari, walaupun kelihatan keduanya
bersinar namun hakikat cahayanya itu berbeda.
Gerhana adalah peristiwa terhalangnya cahaya dari sebuah sumber
oleh benda yang lain, seperti terhalang cahaya matahari oleh bulan yang
menyebabkan gerhana matahari dan terhalang cahaya matahari oleh bumi yang
menyebabkan gerhana bulan. (Susiknan Azhari: 2012: 71). Perhitungan untuk
mengetahui kapan terjadinya gerhana adalah menghitung kapan bumi memasuki
bayang kerucut bulan yang mengakibatkan terlihat gerhana matahari di bumi dan
menghitung kapan bulan memasuki bayang kerucut bumi yang mengakibatkan terlihat
gerhana bulan di bumi. Secara perhitungan global, di tahun 2016 akan terjadi
empat peristiwa gerhana yang meliputi dua gerhana matahari dan dua gerhana
bulan. Keempat gerhana ini tidak semuanya berkesempatan bagus untuk disaksikan
di Indonesia, apalagi di Aceh.
2.
Gerhana
Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika matahari, bulan dan bumi berada
pada satu garis lurus. Gerhana matahari terjadi pada fase bulan baru (new
moon), namun tidak di setiap bulan baru akan terjadi gerhana matahari. Hal ini
disebabkan bidang orbit bulan dalam mengitari bumi tidak sejajar dengan bidang
orbit bumi dalam mengitari matahari, namun bidang orbit bulan berbuntuk miring
dengan besar sudut sekitar 5 derajat. Seandainya bidang orbit bulan sama dengan
bidang orbit bumi, maka bisa dipastikan disetiap bulan baru akan terjadi
gerhana matahari. (Rinto Anugraha: 2012: 126).
Dalam ilmu falak, gerhana matahari dikenal ada empat jenis, pertama
gerhana matahari total, dimana saat puncak gerhana terjadi seluruh piringan
matahari ditutupi oleh piringan bulan sehingga matahari terlihat hitam dan
memancarkan cahaya korona yang indah. Kedua gerhana parsial, dimana saat puncak
gerhana terjadi hanya sebahagian piringan matahari ditutupi oleh piringan
bulan. Ketiga gerhana cincin, dinamai dengan cincin karena saat puncak gerhana
terjadi, piringan bulan hanya menutupi pertengahan piringan matahari saja
sehingga matahari terlihat bercahaya pada lingkaran pinggir yang berbentuk
cincin dan pada posisi tengah matahari
berwarna hitam. Keempat gerhana hibrida, dimana saat puncak gerhana terjadi, di
satu daerah terlihat gerhana matahari total dan di daerah lain terlihat
berbentuk gerhana cincin. Gerhana jenis terahir ini tergolong peristiwa gerhana
yang relatif jarang terjadi atau langka.
Untuk tahun 2016, ada dua gerhana matahari yang akan terjadi.
Pertama gerhana matahari total yang terjadi pada tanggal 9 Maret 2016 mulai
pukul 06:26 sampai pukul 08:26 Wib. Gerhana ini bisa disaksikan di seluruh wilayah
Indonesia dengan waktu dan bentuk gerhana yang berbeda-beda. Jalur gerhana yang
terlihat total adalah Palembang, Belitung, Palangka Raya, Amuntai, Balikpapan,
Poso, dan Palu. Sedangkan untuk wilayah lain seperti Aceh akan terlihat gerhana
matahari parsial atau gerhana sebahagian.
Kedua gerhana matahari cincin yang terjadi tanggal 1 Septerber 2016
mulai pukul 14:17 sampai pukul 17:55 Wib. Gerhana yang berbentuk cincin ini
dapat di lihat di negara Tanzania, Gabon, Republik Congo, Republik Demokrasi
Congo dan Madagaskar. Untuk wilayah Indonesia, daerah yang dapat menyaksikan
gerhana ini dalam bentuk gerhana matahari sebahagian (parsial) menjelang
terbenam matahari adalah Bengkulu, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Yogyakarta.
3.
Gerhana
Bulan
Gerhana bulan terjadi ketika matahari, bumi dan bulan berada pada
satu garis lurus. Gerhana bulan terjadi saat bulan berada pada fase purnama
(full moon), namun gerhana tidak terjadi disetiap bulan purnama, karena bidang
orbit bulan tidak sejajar dengan bidang orbit bumi. Gerhana bulan ada tiga
macam jenisnya. Pertama, gerhana bulan total, gerhana ini terjadi disaat bulan
sepenuhnya memasuki dalam bidang bayang inti (umbra) bumi, sehingga bulan
terlihat saat puncak gerhana total berwarna hitam kemerah-merahan. Kedua
gerhana sebagian, dimana saat puncak gerhana terjadi, permukaan bulan hanya
sebagian memasuki dalam bayang inti bumi. Ketiga gerhana bulan penumbra, dimana
bulan hanya memasuki dalam kerucut bayang luar bumi saja, tidak sampai kedalam
bayang inti. Pada saat gerhana ini terjadi, secara kasat mata bulan hanya
terlihat redup tidak seperti pada saat purnama-purnama lainnya. Pada bulan
tidak dikenal adanya gerhana bulan cincin sebagaimana pada matahari, hal ini
dikarenakan jarak bumi dengan matahari
lebih jauh ketimbang jarak bulan dengan bumi.
Untuk tahun 2016, hanya ada dua gerhana bulan, dan kedua-duanya adalah
gerhana bulan penumbra. Pertama gerhana bulan penumbra terjadi pada tanggal 23
Maret 2016 mulai pukul 16:39 sampai pukul 20:54 Wib. Gerhana ini bisa
disaksikan di Indonesia bahagian Barat dan Indonesia tengah saat bulan terbit
di ufuk timur. Kedua gerhana bulan penumbra terjadi pada tanggal 17 September
2016 mulai pukul 23:54 sampai pukul 03:53 Wib. Gerhana bulan penumbra kali ini
bisa disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dari Sabang samapai Merauke.
Kesimpulanya bahwa peristiwa gerhana bisa dihitung dikarenakan
orbit bulan dan orbit bumi yang selalu tetap dalam setahun, sebagaimana
penjelasan Alquran Surat Yunus ayat 5. Peristiwa gerhana terjadi disebabkan
bentuk orbit bulan dan bentuk orbit bumi yang berbentuk lonjong, sehingga bulan
dalam mengintari bumi ada posisi terdekat dan terjauh dengan bumi, begitu juga
bumi dalam mengintari matahari terdapat posisi terdekan dan terjauh dengan
matahari. Disaat posisi matahari, bulan dan bumi berada pada satu garis lurus
dan posisi bulan dekat dengan bumi, maka bisa dipastikan terjadi gerhana
matahari. Disaat posisi matahari, bumi dan bulan berada pada satu garis lurus
dan bulan dekat dengan bumi, maka bisa dipastikan gerhana bulan yang terjadi. Wallahu’aklam
bissawab.
terima kasih atas informasinya bagus dan bermanfaat
BalasHapusalhamdulillah,,,,semoga ada manfaat.
Hapus