Sebagaimana telah kita ketahui, kaum khawarij muncul akibat tidak menerima kebijakan 'Ali dalam menyikapi gejolak politik Mu'awiyah, khawarij tidak setuju 'Ali yang saat itu menjabat sebagai khalifah berunding dan berdamai dengan kelompok Mu'awiyah. Pada awalnya, khawarij termasuk pengikut setia 'Ali, namun pemikiran anarkis yang mendominasi mereka, membuat mata dan hati mereka tertutup terhadap kebenaran, mereka membuat kelompok sendiri yang tidak tunduk terhadap 'Ali dan Muawiyah, mereka ingin menjadi otoritas tunggal dalam agama Islam dengan cara ingin menumbangkan pemerintahan 'Ali dan Muawiyah.
Gerakan politik khawarij dikuatkan dengan konsep teologis, yaitu meyakini manusia yang melakukan dosa besar adalah kafir dan orang yang mendukung kafir juga ikut kafir. Dasar teologi ini beranggapan bahwa manusia sepenuhnya bisa dengan bebas menentukan pekerjaan sendiri, atas dasar kebebasan ini manusia Allah mintak pertanggungjawaban kelak. Ini lah awal muncul konsep teologi dalam Islam yang kemudian dikenal dengan teologi Qadariah.
Untuk menguatkan teologi tersebut, khawarij mengembangkan konsep "hijrah", dimana konsep ini mengajak seluruh orang muslim untuk "berhijrah", yaitu berpindah dan bergabung dengan mereka. Jika tidak, mereka dianggap halal darah sama seperti kafir harbi, karena hanya golongan mereka yang dianggap kaum muslim yang harus dilindungi. Dari konsep teologi qadariyah dan konsep hijrah ini mereka memusuhi siapa saja yang bukan golongan nya.
Dari sejarah sigkat tersebut, setidak nya bisa diambil dua kesimpulan. Pertama, konsep teologi sangat berpengaruh dalam dunia perpolitikan, karena kuat dan runtuhnya sebuah tatanan politik bisa lewat jalur teologi. Kedua, ajakan untuk hijrah tidak selamanya bisa diartikan baik, harus hati-hati dalam menyikapi ajakan yang mengatasnamakan "hijrah", bila kelompok itu hanya mengakui kelompok dirinya saja yang benar, yang lain salah, sesat dan kafir, itu pertanda keturunan khawarij ada di dalamnya dan mereka sedang menjalankan misi nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar