Cari Blog Ini

Kamis, 10 Januari 2013

SEBENARNYA SEHARI SEMALAM ITU TIDAK SELALU 24 JAM


SEBENARNYA SEHARI SEMALAM ITU TIDAK SELALU 24 JAM
Oleh : tgk. Ismail, S.Sy[1]

            Waktu yang kita gunakan sehari-hari sebagaimana di tunjuki oleh jam dinding dan Arloji yang kemudian di pedomani oleh semua jadwal kerja, siaran radio dan telivisi adalah didasarkan pada perjalanan semu matahari (gerak semu harian matahari). Jika matahari berkulminasi di atas pada pukul 12:00 kita katakan dengan siang hari, dan jika posisi matahari sedang berkulminasi di bawah pada pukul 00:00 kita katakan pertengahan malam. Titik kulminasi bawah ini dijadikan awal waktu, yakni setelah pukul 00:00 maka dihitung pukul 01:00 sampai pukul 24:00 atau pukul 00:00 kembali dengan jumlahnya dalam sehari semalam 24 jam. Inilah yang sudah terbiasa dalam kehidupan sehari-hari yang berujung pada asumsi bahwa waktu yang kita gunakan selama sehari semalam adalah benar-benar 24 jam. Benarkah demikian..?

            Matahari merupakan sumber panas yang memiliki temperature di permukaannya sekitar 6 ribu derajat celcius dan  termasuk bintang tetap dalam tatasurya kita. Jarak antara Bumi dan Matahari rata-rata 150 juta Km dengan jarak terdekat sekitar 147 juta Km dan jarak terjauh sekitar 152 juta Km. Sinar Matahari berkecepatan 300 ribu Km perdetik, sehingga waktu yang diperlukan untuk sampainya caha Matahari ke perbukaan Bumi sekitar 8 menit (muhyiddin Khazin, Ilmu falak dalam Teori dan Praktik, 2004).
Perjalanan harian Matahari yang terbit dari Timur dan terbenam di Barat itu bukanlah gerak Matahari yang sebenarnya, melainkan disebabkan oleh perputaran Bumi pada porosnya dari barat ke timur (Rotasi Bumi) selama sehari semalam dengan kecepatan 108 ribu Km perjam. Akibat dari rotasi ini antara lain adalah adanya perbedaan waktu di satu daerah dengan daerah yang lain dan adanya siang dan malam di permukaan Bumi.
Arah rotasi Bumi dari barat ke timur juga mengakibatkan terlihatnya benda-benda langit bergerak dari timur ke barat yang disebut dengan gerak semu. Untuk lebih mudah kita pahami, kita bisa membayangkan ketika kita berada dalam sebuah Bus yang melaju cepat dari arah barat ke timur, maka semua pepohonan yang ada di sekitar pinggiran jalan akan terlihat melaju dari arah timur ke barat, gerak pepohonan dari timur ke barat inilah yang dikatakan dengan gerak semu.
         Gerak semu harian Matahari inilah yang kemudian dijadikan patokan waktu di pemukaan Bumi dengan waktu tetap sehari semalam 24 jam atau dikenal dengan waktu pertengahan. Untuk menentukan waktu salat dan waktu ibadah yang lain, kita memerlukan waktu hakiki, yaitu waktu yang berdasarkan pada perputaran Bumi pada sumbunya yang sehari semalam tidak tentu 24 jam, melainkan kadang kurang dan kadang lebih dari 24 jam.
Hal ini disebabkan antara lain oleh peredaran Bumi mengelilingi Matahari berbentuk ellips (bulat telur) sedangkan Matahari berada pada salah satu titik apinya. Sehingga suatu saat Bumi dekat dengan Matahari (perehelium) yang menyebabkan gaya gravitasi Bumi menjadi kuat, sehingga perputaran Bumi menjadi cepat yang akibatnya sehari semalam kurang dari 24 jam. Pada saat lain Bumi jauh dengan Matahari (aphelium) yang menyebabkan gaya gravitasi Bumi menjadi lemah, sehingga perputaran Bumi menjadi lambat yang akibatnya sehari semalam lebih dari 24 jam.
 Sampai disini kita bisa membedakan antara waktu pertengahan dengan waktu hakiki, yakni waktu pertengahan adalah waktu yang berpatokan pada gerak semu harian Matahari yang dipengaruhi oleh rotasi Bumi dari arah barat ke timur, sedangkan waktu hakiki adalah waktu yang berpatokan pada rotasi bumi yang panjang waktunya tidak selamanya 24 jam dalam sehari semalam.
Waktu hakiki dalam setiap hari sangat penting untuk diketahui, hal ini bisa menjawab kenapa waktu shalat kita selalu berubah – ubah dalam setiap hari. Untuk mengetahui waktu hakiki, terlebih dahulu kita harus mengetahui nilai Equation of Time (ET) atau perata waktu. ET ini akan bernilai positif (+) apabila panjang waktu hakiki mendahului panjang waktu pertengahan dan bernilai negatif (-) apabila panjang hari pertengahan  mendahului panjang hari hakiki, jadi rumus mencari panjang waktu hakiki adalah waktu hakiki (WH)= panjang hari pertengahan + ET / WH=24+(ET).
Contoh: Hitunglah panjang waktu hakiki pada tanggal 11 Januari dan 2 November 2013.?
Dik :    1. ET 11 Januari 2013 = -00 jam 14 menit 16 detik.
            2. ET 2 November 2013 = +00 jam 16 menit 28 detik.
Jawab : 1. WH = 24+(-00:14:16) = 23:45:44. Jadi panjang waktu hakiki dalam sehari semalam pada tanggal 11 Januari 2013 adalah 23 jam 45 menit 44 detik.
2. WH = 24+(+00:16:28) = 24:16:28. Jadi panjang waktu hakiki dalam sehari semalam pada tanggal 2 November 2013 adalah 24 jam 16 menit 28 detik.
Berdasarkan hasil di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tanggal 11 Januari 2013 panjang waktu sehari semalam cuma 23 jam 45 menit 44 detik, tidak sampai 24 jam. Sedangkan pada tanggal 2 November 2013 panjang waktu sehari semalam 24 jam 16 menit 28 detik, melebihi dari 24 jam. Sampai disini jelaslah bahwa dalam sehari semalam tidak selamanya 24 jam. Wallahu’aklam bissawa…



[1] Pembina UKM Lembaga Kajian Ilmu Falak STAIN Malikussaleh Lhokseumawe.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar